Jumat, 30 November 2012

Alat Perkembangbiakan (organum reproductivum)


BAB 1
PENDAHULUAN



A.                Latar Belakang Masalah

Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan. Morfologi tumbuhan juga menguraikan tentang fungsi masing-masing bagian dari bentuk dan susunan tumbuhan. Bagian tubuh tumbuhan yang dapat tumbuh menjadi individu baru dinamakan alat perkembangbiakan (organum reproductivum) yang dibagi menjadi dua golongan yaitu alat perkembangbiakan vegetative dan alat perkembangbiakan generative.  Salah satu bagian tumbuhan yang akan dipelajari yaitu bunga yang merupakan alat perkembangbiakan (Organum Reproductivum) bagi tumbuhan.
Jika kita melihat bunga berbagai jenis tumbuhan, akan terlihat bahwa ada diantaranya memiliki bunga yang terpencar atau terpisah-pisah dan ada pula yang berkumpul membentuk suatu rangkaian yang dinamakan bunga majemuk. 
Mengingat pentingnya bunga bagi tumbuhan, pada bunga terdapat sifat-sifat yang merupakan penyesuaian untuk melaksanakan tugasnya sebagai penghasil alat perkembangbiakan yang sebaik-baiknya. Umumnya sifat-sifat yang menarik dari suatu bunga adalah bentuk bunga, warna bunga, bau bunga dan ada tidaknya madu atau zat lain.
Akibat banyaknya jenis tumbuhan dan banyaknya jenis bunga, maka perlu mempelajari bagaimana bentuk dan pembagiannya. Namun dalam penentuan jenis-jenis bunga tumbuhan tidaklah mudah, seringkali terjadi kekeliruan. Untuk itu selalu diperlukan penelitian atau pemeriksaan secara langsung dan seksama untuk menghindari terjadinya kesalahan.

B.                 Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan organum reproducticum?
2.      Apa sajakah bagian-bagian bunga?
3.      Apakah bunga majemuk itu?

C.                Tujuan Makalah
1.      Mengetahui pengertian tentang Organum reproductivum.
2.      Mengetahui bagian-bagian bunga.
3.      Mengetahui pengertian dan macam bunga majemuk.



BAB II
PEMBAHASAN



A.                Alat Perkembangbiakan (Organum Reproductivum)

Dari suatu tumbuhan dapat diperoleh tumbuhan baru, dengan kata lain tumbuhan dapat memperbanyak diri atau berkembang biak. Bagian tubuh tumbuhan yang kemudian dapat tumbuh menjadi individu baru itu dinamakan alat perkembangbiakan (organum reproductivum, diaspora, propagulum, disseminulum).
            Berdasarkan alat perkembangbiakannya, maka perkembangbiakan dapat dibedakan menjadi dua golongan :

a.       Alat perkembangbiakan vegetatif atau aseksual : alat perkembangbiakkan yang terjadinya tidak didahului dengan perkawinan.
-Vegetatif alami : terjadi menurut sifat pembawaan tumbuhan itu sendiri. Misal : Umbi batang, umbi lapis dan geragih
-Vegetatif buatan : hanya terjadi karena perbuatan yang disengaja oleh manusia. Misal:
.: Setek : Suatu bagian lat hara yang dipotong (dipisahkan dari induk) dan kemudian dapat tumbuh menjadi tumbuhan baru.
1.      Setek batang, contoh : penanaman ubi kayu (Manihot utilissima Pohl.)
2.      Setek akar, contoh : penanaman sukun (Artocarpus communis Forst.)
3.      Setek daun, contoh : pada cocor bebek (KalanchoĆ« pinnata Pers.)

.:
Cangkok : seperti setek batang, tetapi semula dibuat luka melingkar dengan mengelupas kulit batang, kemudian ditutup dengan tanah dan selalu dibasahi, hingga keluar akar dari bagian tersebut dan batang tersebut dipotong tepat di bawah tempat keluarnya akar itu.

b.      Alat perkembangbiakan generatif atau seksual : alat perkembangbiakkan yang terjadinya didahului dengan perkawinan.
Adapun alat perkembangbiakan generatif pada tumbuhan biji adalah bijinya. Biji terdapat dalam buah, dan buah berasal dari bunga. Dan pada sub bab selanjutnya akan dibahas tentang bunga.



B.                 Bagian-bagian Bunga

Bagian-bagian bunga sempurna:
1. Bunga sempurna,
2. Kepala putik (stigma),
3. Tangkai putik (stilus),
4. Tangkai sari (filament, bagian dari benang sari),
5. Sumbu bunga (axis),
6. artikulasi,
7. Tangkai bunga (pedicel),
8.Kelenjar nektar,
9. Benang sari (stamen),
10. Bakal buah (ovum),
11. Bakal biji (ovulum),
12. , 13. Serbuk sari (pollen),
14. Kepala sari (anther),
15. Perhiasan bunga (periantheum),
16. Mahkota bunga (corolla),
17. Kelopak bunga (calyx).

Bunga terdiri dari bagian steril dan fertil. Bagian steril terdiri dari ibu tangkai bunga (pedunculus), tangkai bunga (pedicellus), dasar bunga (receptacle), daun pelindung (brachtea), daun tangkai (brachteola), dan perhiasan bunga. Perhiasan bunga terdiri dari daun kelopak (sepal) dan daun mahkota (petal).
Bagian bunga fertil terdiri dari mikrosporofil sebagai benang sari dan makrosporofil sebagai putik (pistillum) dengan daun buah sebagai penyusunnya.
Bunga pada umumnya mempunyai bagian-bagian berikut:
1) Tangkai induk atau ibu tangkai bunga (rachis, pedunculus, pedunculus communis) merupakan aksis perbungaan sebagai lanjutan dari batang atau cabang.
2) Tangkai bunga (pedicellus) merupakan cabang terakhir yang mendukung bunga.
3) Dasar bunga (receptacle) merupakan ujung tangkai bunga sebagai tempat bertumpunya bagian-bagian bunga yang lain (batang).
4) Daun pelindung (brachtea) merupakan daun terakhir yang di ketiaknya tumbuh bunga.
5) Daun tangkai (brachteola) merupakan daun pelindung yang letaknya di pangkal tangkai bunga.
6) Daun kelopak (sepal) merupakan daun perhiasan bunga yang paling pangkal, umumnya berwarna hijau dan berkelompok membentuk kelopak bunga (calyx).
7) Daun mahkota atau daun tajuk (petal) merupakan daun perhiasan bunga yang berwarna-warni. Daun mahkota ini berkelompok membentuk mahkota bunga (corolla).
8) Benang sari (stamen) adalah daun fertil yang terdiri dari kepala sari (anthera), berisi serbuk sari (polen), tangkai sari (filamen), dan pendukung kepala sari.
9) Daun buah (carpell) adalah daun fertil pendukung makrospora berupa bakal biji (ovalum) yang secara kolektif membentuk putik (pistill).
10) Hiasan bunga (perianthium), yaitu bagian bunga yang merupakan penjelmaan daun yang berbentuk lembaran dengan tulang yang masih jelas.
a.Kelopak (calyx), yaitu hiasan bunga yang merupakan lingkaran luar berwarna hijau sewaktu masih kuncup merupakan selubungnya yang melindungi kuncup terhadap pengaruh dari luar. Kelopak terdiri dari atas beberapa daun kelopak (sepala)
b.Tajuk bunga atau mahkota bunga (corolla), yaitu bagian hiasan bunga yang terdapat pada lingkarang yang tidak berwarna hijau lagi. Warna inilah yang ,merupakan warna bunga. Mahkota bunga terdiri atas sejumlah daun mahkota (petalla). Pada suatu bunga yang tidak memiliki hiasan bunga dinamakan bunga telanjang (flos nudus) misalnya pada patikan (Euphorbia hirta L.)
11) Alat-alat kelamin jantan (androecium), yaitu bagian yang merupakan metamorfosis daun yang ,menghasilkan serbuksari. Alat kelamin jantan terdiri atas sejumlah benang sari (stamen). Alat kelamin betina (gynaecium), biasa disebut putik (pistillum). Putik terdiri atas metamorfosis daun yang disebut daun buah (carpella).

1.      Fungsi Bunga
Bunga merupakan modifikasi suatu tunas (batang dan daun) yang bentuk, warna, dan susunannya disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan. Oleh karena itu,  bunga ini berfungsi sebagai tempat berlangsungnya penyerbukan dan pembuahan yang akhirnya dapat dihasilkan alat-alat perkembangbiakan. Mengingat pentingnya bunga bagi tumbuhan maka pada bunga terdapat sifat-sifat yang merupakan penyesuaian untuk melaksanakan fungsinya sebagai penghasil alat perkembangbiakan.
Pada umumnya, bunga mempunyai sifat-sifat seperti berikut.
1) Mempunyai warna menarik.
2) Biasanya berbau harum.
3) Bentuknya bermacam-macam.
4) Biasanya mengandung madu.

2.      Jumlah Bunga dan Tata Letaknya
 Tumbuhan yang hanya menghasilkan satu bunga saja dinamakan tumbuhan berbunga tunggal (planta uniflora) dan tumbuhan berbunga banyak (planta multiflora). Pada tumbuhan yang mempunyai satu bunga terdapat pada ujung batang dan yang mempunyai banyak bunga terdapat pada ketiak-ketiak daun dan sebagian pada ujung batang. Pada Planta multiflora, terdapat pada bunga bungur (Lagerstroemia flos-reginae.
Menurut tempatnya bunga dibedakan:
1. Bunga pada ujung batang (flos terminalis), misalnya bunga merak (Caesalpinia pulcherrima Swartz)
2. Bunga di ketiak daun (flos lateralis atau flos axillaris), misalnya kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
Bagian-bagian bunga menurut tata letak dan susunan
1.    Bunga yang bagian-bagianya tersusun menurut garis spiral (acyclis), misalnya bunga cempaka (Michelia champaka L.).
2.    Bunga yang bagian-bagianya tersusun dalam lingkaran-lingkaran (cyclis), misalnya: bunga terong (Solanum melongena).
3.    Bunga yang sebagian bagianya duduk dalam lingkaran dan sebagian lain campur menurut garis spiral (hemicyclis), misalnya: bunga sirsak (Annona muricata L.)       
    
C.                Bunga Majemuk (Anthotaxis, Inflorescentia)
Bunga majemuk adalah sekelompok kuntum bunga yang terangkai pada satu ibu tangkai bunga atau pada suatu susunan tangkai-tangkai bunga yang lebih rumit. Rangkaian bunga semacam ini sangat bervariasi, baik pada pola-pola dan kerapatan tangkai bunganya, kelengkapan bagian-bagian pendukungnya, duduk bunga pada tangkai (filotaksi, phyllotaxy) dan lain-lain.
            Pada suatu bunga majemuk bagian-bagianya dapat dibedakan sebagai berikut:
1.      Bagian-bagian yang bersifat seperti batang:
a.       Ibu tangkai bunga (pedunculus, pedunculus communis), yaitu merupakan terusan batang atau cabang yang mendukung bunga majemuk
b.      Tangkai bunga (pedicellus), yaitu cabang ibu tangkai yang mendukung bunganya
c.       Dasar bunga (receptacullun), yaitu ujung tangkai bunga yang mendukung tangkai bunga lainnya.
2.      Bagian-bagian yang bersifat seperti daun:
a.       Daun-daun pelindung (bractea), yaitu bagian-bagian serupa daun yang dari ketiaknya muncul cabang-cabang ibu tangkai atau tangkai bunganya.
b.      Daun tangkai (bracteola), yaitu daun kecil yang terdapat pada tangkai bunga. Pada biji belah (Dicotilodineae) terdapat dua daun tangkai yang letaknya tegak lurus pada bidang median, pada tumbuhan biji tunggal (Monocotyledonieae) hanya terdapat satu daun tangkai yang letaknya didalam median, dibagian atas tangkai bunga
c.       Seludang bunga (spatha) yaitu daun pelindung yang besar yang sering kali menyelubungi bunga majemuk waktu belum mekar
d.      Daun-daun pembalut (bractea involucralis) yaitu daun-daun pelindung yang tersusun dalam satu lingkaran misalnya pada bunga matahari (Helianthus annus L.)
e.       Kelopak tambahan (epicalyc), yaitu bagian serupa daun yang berwarna hijau tersusun dalam satu lingkaran dan terdapat dibawah kelopak misalnya pada bunga sepatu (hibiscus rosa-sinensis L.) kapas ( Gossypium sp.)
f.       Daun-daun kelopak (sepalae)
g.      Daun-daun mahota atau daun tajuk (petalae)
h.      Daun-daun tenda bunga (tepalae), jika kelopak dan mahkota sama bentuk dan warnanya.
i.        Benang-benang sari (stamina)
j.        Daun-daun buah (carpella)

Berdasarkan ibu tangkai bunga majemuk dibedakan menjadi :
1.      Bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa), yaitu bunga majemuk yang ibu tangkainya dapat tumbuh terus,dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak, dan mempunyai susunan “acropetal” (semakin muda semakin tinggi dengan ibu tangkai), dan bunganya mekar berturut-turut dari bawah ke atas, misalnya bunga merak (Caesalpinia pulcherrima).
2.      Bunga majemuk berbatas (inflorescentia cymosa), yaitu bunga majemuk yang ibu tangkainya selalu ditutup dengan suatu bunga, jadi ibu tangkai mempunyai pertumbuhan yang terbatas. Ibu tangkai ini dapat pula bercabang dan canbang-cabang ibu tangkai selalu mendukung bunga pada ujungnya. Pada bunga majemuk terbatas, bunga yang mekar dulu ialah bunga yang terdapat di sumbu pokok, dari tengah ke pinggir (dilihat dari atas).
a.      Monochasial, jika ibu tangkai hanya mempunyai satu cabang atau lebih (2 cabang) tetapi tidak pernah berhadapan, dan yang satu lebih besar dari lainya, misalnya kapas (Gossypium sp.).
b.      Dichasial, jika dari ibu tangkai keluar dua cabang yang berhadapan, misalnya pada tumbuhan berbibir (Labiatae).
c.       Pleiocasial, jika dari ibu tangkai keluar lebih dari dua cabang pada suatu tempat yang sama tingginya, misaknya bunga oleander (Nerium oleander).
3.      Bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta), bunga majemuk yang memperlihatkan sifat bunga majemuk tak terbatas maupun bunga majemuk terbatas.

1.      Bunga Majemuk Tak Berbatas (inflorescentia racemosa)
1.      Ibu tangkai tidak bercabang, sehingga bunga (bertangkai atau tidak) langsung terdapat pada ibu tangkai :
a.       Tandan (racemus), jika bunga bertangkai nyata, duduk pada ibu tangkainya, misalnya bunga merak (Caesalpinia pulcherrima).
b.      Bulir (spica), seperti tandan tapi bunga tidak bertangkai, misalnya bunga jarong (Stachytarpheta jamaicensis).
c.       Untai atau bunga lada (amentum), seperti bulir, tapi ibu tangkai hanya hanya mendukung bunga-bunga yang berkalamin tunggal,dan runtuh seluruhnya (bunga majemuk yang mendukung bunga jantan, yang betina menjadi buah), misalnya pada sirih (Piper betle).
d.      Tongkol (spadix), seperti bulir tetapi ibu tangkai besar, tebal, dan seringkali berdaging, misalnya pada jagung (Zea mays), tetapi hanya pada bunga betina.
e.       Bunga payung (umbrella), bunga majemuk tak terbatas yang dari ujung ibu tangkainya mengeluarkan cabang-cabang yang sama panjangnya, masing-masing cabang mempunyai daun pelindung pada pangkalnya, misalnya bunga daun kaki kuda (Centella asiatica).
f.       Bunga cawan (corymbus), bunga majemuk yang ujung ibu tangkainya melebar dan merata sehingga seperti cawan. Pada bunga majemuk seperti ini biasanya terdapat daun pembalut.
  Bunga pita, yaitu bunga mandul yang terdapat sepanjang tepi cawan.
  Bunga tabunga, yaitu bunga yang terdapat diatas cawanya sendiri, kecil dan berbentuk seperti tabung.
g.      Bunga bongkol (capitulum), bunga majemuk yang menyerupai bunga cawan, tapi tanpa daun-daun pembalut dan ujung ibu tangkai biasanya membengkak, misalnya petai (Leucaena glauca).
h.      Bunga periuk (hypanthodium) :
  Ujung ibu tangkai menebal, berdaging, mempunyai bentuk seperti gada, bunga terdapat di seluruh bagian yang menebal tadi, sehinggaberbentuk bulat atau silinder, misalnya keluwih (Artocarpus communis).
  Ujung ibu tangkai menebal, berdaging, membentuk badan yang menyerupai periuk, bunga terletak pada periuk tadi, misalnya pada awar-awar (Ficus septica).
2.      Ibu tangkai bercabang-cabang, dan cabangnya dapat bercabang lagi, sehingga bunga tidak terdapat pada ibu tangkai :
a.       Malai (panicula), ibu tangkai mengadakan percabangan secara monopodial, demikian pula cabang-cabangnya, misalnya bunga mangga (Mangifera indica).
b.      Malai rata (corymbus ramosus), ibu tangkai mengadakan percabangan demikian juga cabangya, tapi cabang tadi mempunyai sifat sedemikian rupa sehingga seakan-akan semua bunga terdapat pada suatu budang datar, misalnya bunga soka (Ixora glandifora).
c.       Bunga payung majemuk (umbella composita), yaitu bunga payung yang bersusun. Pada pangkal percabangan yang pertama terdapat daun-daun pembalut, misalnya pada adas (Foeniculum vulgare).
d.      Bunga tongkol majemuk, yaitu bunga tongkol yang ibu tangkainya bercabang-cabang dan masing-masing cabang merupakan bagian dengan susunan seperti tongkol pula, misalnya bunga kelapa (Cocos nucifera).
e.       Bulir majemuk, jika ibu tangkai bercabang-cabang dan masing-masing cabang mendukung bunga-bunga seperti bulir, misalnya bunga jagung yang jantan (Zea mays).

2.      Bunga Majemuk Berbatas (inflorescentia cymosa)
1.      Anak payung menggarpu (dichasium), pada ujung ibu tangkai terdapat satu bunga , dibawahnya terdapat dua cabang yang sama panjangnya, masing-masing mendukung satu bunga pada ujungnya. Bunga yang mekar dahulu ialah bunga yang terdapat pada ujung ibu tangkainya, misalnya bunga melati (Jasminum sambac).
2.      Bunga tangga atau bunga bercabang seling (cincinnus), yatu suatu bunga majemuk yang ibu tangkainya bercabang yang selanjutnya cabang-cabangnya bercabang lagi, tetapi setiap kali bercabang hanya membentuk satu cabang saja, yang arahnya berganti-ganti ke kiri dan kanan,misalnya bunga buntut tikus (Heliotropium indicum).
3.      Bunga sekerup (bostryx), ibu tangkai bercabang tapi setiap kali bercabang hanya terbentuk satu cabang, yang semuanya terbentuk ke kiri atau ke kanan, dan cabang yang satu membentuk sudut 900, misalnya bunga kenari (Canarium commune).
4.      Bunga sabit (drepanium), seperti bunga sekerup tetapi semua percabangan hanya terletak pada satu bidang, sehingga bunga seluruhnya menampakkan bentuk seperti sabit, misalnya pada tumbuhan suku Juncaceae.
5.      Bunga kipas (rhipidium), seperti bunga bercabang seling, semua percabangan terletak pada satu bidang dan cabang tidak sama panjang, sehingga semua bunganya terletak pada tempat yang sama tingginya, terdapat pada tumbuhan suku Iridaceae.

3.      Bunga Majemuk Campuran (inflorescentia mixta)
            Suatu bunga majemuk yang merupakan campuran antara sifat-sifat bunga majemuk berbatas dan bunga majemuk tak berbatas. Misalnya bunga johar, ibu tangkai mengadakan percabangan seperti pada suatu malai, tetapi cabang-cabangnya bersifat seperti malai rata. Bunga soka seluruhnya merupakan suatu malai rata, tetapi bagian-bagianya berupa anak payung menggarpu. Bunga kenari mempunyai susunan seperti malai tetapi ujungnya seperti sekerup.


BAB III
PENUTUP



A.                Kesimpulan


1.        Alat perkembangbiakan dibedakan dalam dua golongan yaitu alat perkembangan vegetative dan alat perkembangan generative
2.        Bunga mempunyai sifat-sifat yang menarik antara lain bentuk bunga seluruhnya dan bentuk bagian-bagiannya, warna, bau, ada dan tidaknya madu ataupun zat lain
3.        Bagian-bagian bunga antara lain: tangkai induk atau ibu tangkai bunga, tangkai bunga, dasar bunga, daun pelindung , daun tangkai, daun kelopak, daun mahkota atau daun tajuk, benang sari, daun buah, hiasan bunga (kelopak dan tajuk bunga atau mahkota bunga), alat kelamin jantan (benang sari) dan alat kelamin betina (putik).
4.        Bunga majemuk adalah sekelompok kuntum bunga yang terangkai pada satu ibu tangkai bunga atau pada suatu susunan tangkai-tangkai bunga yang lebih rumit.
5.        Bunga majemuk dapat dibedakan menjadi bagian-bagian yang bersifat seperti batang dan bagian-bagian yang bersifat seperti daun.
6.        Bunga majemuk dibedakan menjadi bunga majemuk tak berbatas, bunga majemuk berbatas dan bunga majemuk campuran.



DAFTAR PUSTAKA



Tjitrosoepomo,Gembong.2005.Morfologi Tumbuhan.Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.